Bergumam
tentang nasionalisme ? adakah hubungannya dengan idealisme yang sering
dipertentangkan banyak orang meskipun merupakan pandangan subjektif setiap
individu ?. Selama ini yang banyak saya pahami tentang nasionalisme adalah
bahasan tentang perjuangan manusia-manusia yang orang lain menyematkan gelar
padanya sebagai seorang pahlawan. Orang-orang yang menyetir tubuh dan jiwanya
untuk selalu berlaku pada kiblat bersatunya kebangsaan dan negara Indonesia,
mereka yang menggiring kakinya mengikuti panggilan alam demi bersatunya
manusia-manusia yang kemudian membentuk satu gugusan bangsa, Indonesia.
Terlepas dari pengalaman para pahlawan yang merelakan jiwa raganya mengusung putusnya nadi hingga ujung nasib yang
memotongnya, para pahlawan sudah pasti menyematkan kata bercetak tebal dan
berkapital NASIONALISME lekat erat
di dalam dadanya bahkan telah menyebar di segala penjuru urat-uratnya. Kemudian
kata nasionalisme biasanya juga sangat fasih diucapkan oleh teman-teman kita
yang tergabung dalam pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka). Mengapa ? Ya
setidaknya mereka mungkin telah memiliki integritas dan menerapkan nilai-nilai
yang dimiliki Indonesia. Menurut saya mereka juga memiliki keterikatan dengan
bangsa ini, hal ini sangat terlihat dalam pola interaksi mereka yaitu mereka
sangat menghargai komponen-komponen pemersatu bangsa.
Lalu
bagaimana dengan kita ? tepatnya saya yang notabene bukanlah seorang anggota
paskibraka atau bahkan pahlawan. Tentu
bukan berarti saya tidak memiliki rasa nasionalisme, bukan ? Otto Bauer
(Jerman, 1882–1939) menyatakan bahwa nasionalisme dilatarbelakangi karena
adanya sebuah sejarah dan cita-cita bersama yang mempersatukan rakyat di
dalamnya, mereka bertekad untuk membangun masa depan bangsa yang diikat dengan
tanah air yang satu. Friedrich Hertz menyimpulkan tentang komponen penting bagi
terbentuknya nasionalisme dalam bukunya Natiolity
in History and Politics yang terdiri dari 4 aspek aspiratif yaitu keinginan
untuk mencapai kesatuan nasional, kebebasan nasional yang sepenuhnya dan tidak
ada campur tangan negara lain, keinginan dalam kemandirian dan kekhasan, serta keinginan memiliki
keunggulan di antara bangsa lain dalam meraih kehormatan atau prestise.
Rasanya
memang ada benarnya jika kebanyakan orang mengatakan bahwa nasionalisme adalah
sikap cinta tanah air yang bisa digambarkan dengan memakai produk Indonesia,
atau menyangsikan penggunaan bahasa asing melebihi bahasa Indonesia, namun dalam
menanggapi nasionalisme ini saya memiliki sebuah definisi sendiri tentang
nasionalisme. Bagi saya nasionalisme adalah sebuah tanggungjawab, tanggungjawab
yang senantiasa disematkan dalam dada. Sebuah rasa yang tidak hanya bisa
diucapkan dengan kata karena ia tak hanya butuh didengar namun ia dibuktikan
dengan tanggungjawab yang nyata. Nasionalisme bukanlah perasaan yang ada karena
sengaja diadakan oleh individu, bukan pula dikondisikan karena ada sesuatu.
Maksudnya, nasionalisme ada bersamaan dengan aliran darah kita, tidak timbul
karena hal yang memaksa kita untuk berjiwa nasionalisme. Jika seorang anggota
paskibraka memiliki rasa nasionalisme, rasa itu seharusnya tidak timbul setelah
berbagai latihan dan tempaan yang membangun nasionalisme lebih kuat, rasa
nasionalisme tumbuh dari dalam diri terlebih dahulu kemudian diaktualisasikan
dalam bentuk menjadi anggota paskibraka agar dapat mengimplementasikan
nasionalisme itu sendiri secara sadar dan nyata.
Nasionalisme
bagi saya juga memiliki fungsi mempersatukan, mempersatukan kesamaan ide dan
gagasan dalam membangun masa depan bangsa, mempersatukan kesiapan jiwa dalam
mengolah tindakan demi terbentuknya identitas bangsa yang bermartabat. Sebagai
seorang mahasiswa sudah sepatutnya nasionalisme ini dijadikan idealisme diri
dan tuntutan internal diri sendiri untuk mencapai kesatuan tujuan yang
dimimpi-mimpikan bangsa ini, yaitu karakter bangsa yang lagi-lagi mempersatukan
kita. Lalu bagaimana dengan implementasiannya ? dengan kapasitas sebagai
seorang mahasiswa nasionalisme yang kita miliki hendaknya dapat disebarluaskan
dengan cara-cara mahasiswa, memberikan inspirasi kepada orang lain MINIMAL
dengan penampilan kita yang ‘Indonesia’, kesopanan kita yang ‘Indonesia’ dan
hal yang lebih jauh lagi dengan mempersatukan diri kita sendiri dengan
masyarakat melalui gagasan-gagasan yang kita sampaikan melalui tulisan sebagai
aktualisasi diri kita sebagai seorang akademisi.
Saya rasa nasionalisme dapat
diaplikasikan sebagaimana kita beragama, di manapun kita berada keteguhannya
menyita semua perkataan, perbuatan dan karakter diri kita. Selanjutnya
berkolaborasilah kita dalam satu cita-cita yang menuntun langkah maju bersama,
berpadu dalam indahnya ukhuwah kebangsaan yang membawa nilai kemashlahatan bagi
masyarakat dalam memahami sejatinya persatuan. Menjadi satu Indonesia adalah
sebuah janji. Mari jadikan diri ini bukan menjadi orang yang hanya minimal tahu
arti kata nasionalisme kemudian diam dan menanam dalam hati saja tanpa berusaha
mengolah dan memanennya kelak, jadikan nasionalisme menjadi suatu idealis
berpikir agar kiprah karya kita nantinya tak hanya dikenal sebatas nama namun
juga bangsa Indonesia yang ikut memilikinya.
Daftar pustaka
http://trianda.herisonsurbakti.com/definisi-nasionalisme/2011/01/30/ diakses pada 1
Mei 2012 pukul 20:34
Suciati Zen Nur
Hidayati, Fakultas Psikologi
Peserta UI-Student
Development Program 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar