Label

Jumat, 04 Mei 2012

Nasionalisme ? Hanya sekedar kata atau idealisme


Bergumam tentang nasionalisme ? adakah hubungannya dengan idealisme yang sering dipertentangkan banyak orang meskipun merupakan pandangan subjektif setiap individu ?. Selama ini yang banyak saya pahami tentang nasionalisme adalah bahasan tentang perjuangan manusia-manusia yang orang lain menyematkan gelar padanya sebagai seorang pahlawan. Orang-orang yang menyetir tubuh dan jiwanya untuk selalu berlaku pada kiblat bersatunya kebangsaan dan negara Indonesia, mereka yang menggiring kakinya mengikuti panggilan alam demi bersatunya manusia-manusia yang kemudian membentuk satu gugusan bangsa, Indonesia. Terlepas dari pengalaman para pahlawan yang merelakan jiwa raganya mengusung  putusnya nadi hingga ujung nasib yang memotongnya, para pahlawan sudah pasti menyematkan kata bercetak tebal dan berkapital NASIONALISME lekat erat di dalam dadanya bahkan telah menyebar di segala penjuru urat-uratnya. Kemudian kata nasionalisme biasanya juga sangat fasih diucapkan oleh teman-teman kita yang tergabung dalam pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka). Mengapa ? Ya setidaknya mereka mungkin telah memiliki integritas dan menerapkan nilai-nilai yang dimiliki Indonesia. Menurut saya mereka juga memiliki keterikatan dengan bangsa ini, hal ini sangat terlihat dalam pola interaksi mereka yaitu mereka sangat menghargai komponen-komponen pemersatu bangsa.
Lalu bagaimana dengan kita ? tepatnya saya yang notabene bukanlah seorang anggota paskibraka  atau bahkan pahlawan. Tentu bukan berarti saya tidak memiliki rasa nasionalisme, bukan ? Otto Bauer (Jerman, 1882–1939) menyatakan bahwa nasionalisme dilatarbelakangi karena adanya sebuah sejarah dan cita-cita bersama yang mempersatukan rakyat di dalamnya, mereka bertekad untuk membangun masa depan bangsa yang diikat dengan tanah air yang satu. Friedrich Hertz menyimpulkan tentang komponen penting bagi terbentuknya nasionalisme dalam bukunya Natiolity in History and Politics yang terdiri dari 4 aspek aspiratif yaitu keinginan untuk mencapai kesatuan nasional, kebebasan nasional yang sepenuhnya dan tidak ada campur tangan negara lain, keinginan dalam kemandirian dan     kekhasan, serta keinginan memiliki keunggulan di antara bangsa lain dalam meraih kehormatan atau prestise.
Rasanya memang ada benarnya jika kebanyakan orang mengatakan bahwa nasionalisme adalah sikap cinta tanah air yang bisa digambarkan dengan memakai produk Indonesia, atau menyangsikan penggunaan bahasa asing melebihi bahasa Indonesia, namun dalam menanggapi nasionalisme ini saya memiliki sebuah definisi sendiri tentang nasionalisme. Bagi saya nasionalisme adalah sebuah tanggungjawab, tanggungjawab yang senantiasa disematkan dalam dada. Sebuah rasa yang tidak hanya bisa diucapkan dengan kata karena ia tak hanya butuh didengar namun ia dibuktikan dengan tanggungjawab yang nyata. Nasionalisme bukanlah perasaan yang ada karena sengaja diadakan oleh individu, bukan pula dikondisikan karena ada sesuatu. Maksudnya, nasionalisme ada bersamaan dengan aliran darah kita, tidak timbul karena hal yang memaksa kita untuk berjiwa nasionalisme. Jika seorang anggota paskibraka memiliki rasa nasionalisme, rasa itu seharusnya tidak timbul setelah berbagai latihan dan tempaan yang membangun nasionalisme lebih kuat, rasa nasionalisme tumbuh dari dalam diri terlebih dahulu kemudian diaktualisasikan dalam bentuk menjadi anggota paskibraka agar dapat mengimplementasikan nasionalisme itu sendiri secara sadar dan nyata.
Nasionalisme bagi saya juga memiliki fungsi mempersatukan, mempersatukan kesamaan ide dan gagasan dalam membangun masa depan bangsa, mempersatukan kesiapan jiwa dalam mengolah tindakan demi terbentuknya identitas bangsa yang bermartabat. Sebagai seorang mahasiswa sudah sepatutnya nasionalisme ini dijadikan idealisme diri dan tuntutan internal diri sendiri untuk mencapai kesatuan tujuan yang dimimpi-mimpikan bangsa ini, yaitu karakter bangsa yang lagi-lagi mempersatukan kita. Lalu bagaimana dengan implementasiannya ? dengan kapasitas sebagai seorang mahasiswa nasionalisme yang kita miliki hendaknya dapat disebarluaskan dengan cara-cara mahasiswa, memberikan inspirasi kepada orang lain MINIMAL dengan penampilan kita yang ‘Indonesia’, kesopanan kita yang ‘Indonesia’ dan hal yang lebih jauh lagi dengan mempersatukan diri kita sendiri dengan masyarakat melalui gagasan-gagasan yang kita sampaikan melalui tulisan sebagai aktualisasi diri kita sebagai seorang akademisi.
            Saya rasa nasionalisme dapat diaplikasikan sebagaimana kita beragama, di manapun kita berada keteguhannya menyita semua perkataan, perbuatan dan karakter diri kita. Selanjutnya berkolaborasilah kita dalam satu cita-cita yang menuntun langkah maju bersama, berpadu dalam indahnya ukhuwah kebangsaan yang membawa nilai kemashlahatan bagi masyarakat dalam memahami sejatinya persatuan. Menjadi satu Indonesia adalah sebuah janji. Mari jadikan diri ini bukan menjadi orang yang hanya minimal tahu arti kata nasionalisme kemudian diam dan menanam dalam hati saja tanpa berusaha mengolah dan memanennya kelak, jadikan nasionalisme menjadi suatu idealis berpikir agar kiprah karya kita nantinya tak hanya dikenal sebatas nama namun juga bangsa Indonesia yang ikut memilikinya.

Daftar pustaka

Suciati Zen Nur Hidayati, Fakultas Psikologi
Peserta UI-Student Development Program 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar